Baliho Puan Maharani yang juga merupakan petinggi PDI Perjuangan di Jawa Timur dianggap sebagai respon pihak berkepentingan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ketua DPR RI itu dianggap sebagai ancaman serius di Pilpres 2024.
“Bagaimanapun kehadiran Mbak Puan dengan PDIP yang cukup solid adalah ancaman tersendiri bagi calon Presiden 2024 lainnya. Posisi Mbak Puan sebagai Ketua DPR RI, pertama, jelas memberikan nilai tawar yang cukup tinggi, oleh sebab itu banyak yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Mbak Puan dalam bursa Capres 2024,” kata Direktur Indo Publika, Asip Irama pada Selasa, 27 Juli 2021 disadur dari viva.co.id.
Asip menilai, sebaran baliho Puan di berbagai daerah di Jawa Timur sejak awal memang dianggap sebagai pemanasan pemilu 2024.
Menurutnya, tak sedikit masyarakat yang menyambut baik kehadiran baliho yang memuat pesan positif terkait kampanye protokol kesehatan, sehingga menurutnya, wajar jika ada pihak yang merasa terusik.
“Jadi, merespons serangan dari kubu yang tidak menghendaki kehadiran Mbak Puan harus betul hati-hati. Menurut saya, memilih bertahan dan terus berkampanye positif lebih baik dari sekadar menyerang balik,” katanya.
Terpisah, peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam berpendapat aksi vandalisme itu baiknya direspons dengan tenang. Sebab, dengan kejadian ini, masyarakat kian bersimpati kepada Puan.
“Mbak Puan dan pendukungnya harus tetap tenang, bijak dan rasional, jangan emosional reaktif. Anggap saja itu ujian. Kian banyak diganggu, biasanya kian banyak simpati. Pemilih indonesia itu mellow, kian dizalimi kian dapat simpati,” kata Surokim.
Sejumlah baliho bergambar Puan Maharani dicoreti orang tak dikenal dengan kata-kata tak pantas di sejumlah daerah di Jawa Timur. Menyikapi itu, Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi memerintahkan DPC-DPC melaporkan aksi vandalisme itu kepada polisi agar diusut.
Ada beberapa baliho Puan yang dicoret dengan cat warna hitam dengan tulisan bernada tak pantas. Di antaranya baliho di halaman kantor PDIP Blitar di Jalan Raya Sambong Kanigoro, Kabupaten Blitar. Di sana, baliho Puan dicoret orang tak dikenal dengan kalimat ‘Open BO’. Selain itu, beberapa baliho Puan di Surabaya juga dicoret dengan tulisan ‘Koruptor’.
Satu pelaku sudah ditangkap oleh polisi. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Gatot Repli Handoko mengatakan, pelaku mengaku hanya mencorat-coret baliho Puan yang terpasang di Surabaya, tidak di daerah lain. “Masih dalam pemeriksaan,” ujarnya, kemarin.