Diserang Kampanye Hitam, Ewako : Perbuatan Pengecut yang Ingin Menang Dengan Cara Kotor

KENDARI : Pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Konawe Selatan (Konsel) nomor urut 3, Muh. Endang SA – Wahyu Ade Pratama angkat bicara soal selebaran yang banyak beredar melalui media sosial (Medsos) dan di berbagai daerah di Konsel.

Muh. Endang mengatakan, bahwa sejak memutuskan untuk maju di Pilkada Konsel, pihaknya terus mendapatkan berbagai serangan seperti pengrusakan baliho, hinaan, cacian dan konstruksi opini di Medsos yang ingin menimbulkan antipati terhadap Endang-Wahyu, namun semua itu tak pernah ditanggapi.

“Namun, malam ini kami memandang perlu untuk melakukan klarifikasi, karena ini merupakan bentuk kampanye hitam yang bersifat pembunuhan karakter,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Provinsi Sultra, saat menggelar press conference di kediamannya, Rabu (2/11/2020).

Ketua DPD Partai Demokrat Sultra ini juga menilai, bahwa selebaran itu merupakan bentuk kampanye hitam yang dilakukan oleh pengecut, yang ingin menang di Pilkada dengan cara-cara kotor.

Endang juga menyebutkan, bahwa selain di Medsos, pihaknya juga menemukan selebaran tersebut banyak beredar di beberapa wilayah seperti Kecamatan Konda, Ranomeeto, Angata dan beberapa kecamatan lainnya.

“Besok kami akan melaporkan secara resmi penyebaran selebaran ini, baik kepada kepolisian maupun Bawaslu,” ucapnya.

Meski banyak diserang, Endang mengimbau kepada tim sukses dan simpatisan Paslon yang dikenal dengan tagline Ewako agar tetap tenang dan tidak terpancing dengan berbagai macam model kampanye hitam.

“Tetap tenang, terus bekerja dan jangan terganggu serta kita serahkan semuanya terhadap proses hukum,” imbaunya.

Ewako juga mengajak Bawaslu di semua tingkatakan pegiat Pemilu dan masyarakat Konsel bersama-sama mengawasi berjalannya Pilkada di Konsel. Bukan saja Luber, namun harus terlaksana dengan bermartabat

Seperti yang diketahui, selebaran yang banyak beredar memuat gambar Endang dan Rusmin Abdul Gani disertai materi yang meyerang pribadi Endang.

Kemudian, selebaran itu dibuat seakan-akan disebarkan oleh Paslon nomor urut 1. Penyebaran pamflet itu diduga bertujuan untuk mengadu domba kedua Paslon jelang Pilkada Konsel.

 

 

Editor: Azka

Pos terkait