Realisasi Investasi di Sultra Per Triwulan II 2021 Tembus Rp219,7 Triliun

Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sulawesi Tenggara, Parinringi / Dok. Parlemen.id

KENDARI – Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat realisasi investasi di bumi anoa pada triwulan II tahun 2021 mencapai Rp14,71 triliun atau mencapai 67,82 persen dari total target Rp21,69 triliun.

Realisasi investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp1,4 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp13,29 triliun.

Berdasarkan lokasi, aliran investasi terbesar berada di Kabupaten Konawe dengan nilai investasi Rp10,23 triliun yang terdiri dari PMA sebesar Rp10,23 triliun dan PMDN sebesar Rp2,43 triliun.

“Realisasi investasi lima terbesar di kabupaten dan kota di Sultra pada Triwulan I tahun 2021 berada di Kabupaten Konawe, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Bombana, Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Utara,” beber Kepala DPM PTSP Sultra, Parinringi kepada Parlemen.id, Senin (18/10/2021).

Bacaan Lainnya

”Sedangkan pada Triwulan II tahun 2021, lima terbesar wilayah kabupaten dan kota dengan realisasi investasinya yakni Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Buton dan Kota Kendari,” sambungnya.

Selanjutnya pada Triwulan I, berdasarkan negara asal, investasi terbesar berasal dari Tiongkok sebesar Rp3,94 triliun, Singapura sebesar Rp2,36 triliun dan Hongkong sebesar Rp1,60 triliun.

Pada Triwulan II, Hongkong menambah investasinya mencapai Rp4,99 triliun, disusul Tiongkok dengan investasi Rp260 miliar dan kemudian British Virgin Island senilai Rp9,34 miliar.

“Realisasi investasi terbesar di Sultra berasal dari industri logam dasar dan barang logam,” katanya.

Jika dirinci, Sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan peralatannya pada Triwulan I tahun 2021 menyerap Rp7,72 triliun, disusul Sektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan sebesar Rp439 miliar, Sektor Transportasi, Gidang dan Telekomunikasi sebesar Rp255 miliar, Sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp55,4 miliar, dan Sektor Pertambangan sebesar Rp21,1 miliar.

Di Triwulan II tahun 2021, Sektor Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan peralatannya masih menjadi sektor yang dominan menerima investasi yang besar, tercatat Rp5,37 triliun, selanjutnya Sektor Industri Non Logam menerima aliran investasi senilai Rp274,19 miliar, Sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp166,05 miliar, Sektor Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi sebesar Rp136,64 miliar dan Sektor Tanaman Pangan, Perkebunan dan Peternakan sebesar Rp62,53 miliar.

Dari investasi di Triwulan I hingga Triwulan II, penyerapan tenaga kerja mencapai 7.191 orang.

Diketahui, Sulawesi Tenggara menjadi salah satu daerah yang realisasi investasinya cukup tinggi, baik pada penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).

Dari 37 provinsi se-Indonesia, Sulawesi Tenggara menduduki rangking ke-11 untuk PMDN, sedangkan PMA berada di ranking ke-7.

“Ini merupakan pencapaian yang baik untuk Sultra. Sebab, di tengah pandemi COVID-19 Sultra bisa meraih realisasi investasi cukup tinggi,” katanya.

Mantan Kepala Kesejahteraan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sultra ini, yakin target nilai investasi yang diberikan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kepada pihaknya bakat dicapai.

”Target investasi Rp21,69 triliun dari BKPM ini bakal kita capai di triwulan terakhir ini meski masih di tengah pandemi Covid-19,” demikian Parinringi.

Dibenarkan Kepala Bidang Pengendalian Modal dan Informasi DPMPTSP Sultra, Rasiun mengatakan bahwa investasi yang masuk tersebut berasal dari 6 sektor yaitu pertambangan, reparasi, pertanian, perikanan, pariwisata, dan peternakan.

“Target investasi pada tahun 2021 ini dapat tercapai bahkan bukan hanya mencapai target realistis namun lebih dari itu bisa mencapai target optimis,” ucap Rasiun di Kendari pada medio Agustus 2021 lalu.

Dijelaskannya lebih jauh, target dan realisasi investasi di Sultra pada tahun 2021 dibagi menjadi 3 yaitu target pesimis, target realistis, dan target optimis.

Secara mendetail untuk target pesimis investasi 2021 sebesar Rp21,29 triliun, target realistis sebesar Rp21,69 triliun, dan target optimis sebesar Rp22,32 triliun.

Untuk Sektor penunjang atau yang paling berkontribusi pada investasi yang ada di Sultra pada tahun 2020 dan 2021 yaitu ada di sektor pertambangan, sedangkan yang paling rendah berada di sektor pariwisata akibat dampak pandemi.

Selanjutnya, Rasiun mengungkapkan bahwa BKPM juga telah menentukan target tahun 2022 yaitu sebesar Rp24,02 triliun.

“Target tahun 2022 kita harap bisa kembali tercapai, karena dengan itu akan bisa diukur perekonomian Sultra dan berapa jumlah tenaga kerja yang diserap,” bilang Rasiun.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi mengatakan pemerintah menjamin kemudahan perizinan berusaha melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja. Namun, seringkali kemudahan yang diberikan oleh pemerintah dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang tidak serius berinvestasi.

“Kami akan tegas. Perusahaan harus berkomitmen merealisasikan rencana investasinya. Jika tidak, kami akan cabut izinnya,” tegas Imam dalam keterangan tertulis di Jakarta dikutip AntaraNews, Juli 2021 lalu.

Selain itu Imam juga mengingatkan perusahaan besar untuk berkolaborasi dengan pelaku usaha lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah sesuai amanat Undang-Undang Cipta Kerja agar investasi yang hadir dinikmati masyarakat sekitar.

Pos terkait