KENDARI – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPSTP) Sulawesi Tenggara (Sultra) optimistis bisa merealisasikan target investasi sepanjang 2022 meski pun target yang dibebankan pemerintah pusat lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yakni Rp.21,69 triliun.
Kepala DPMPTSP Sultra, Parinringi mengatakan target investasi yang diberikan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMP)/Kementerian Investasi untuk Sulawesi Tenggara mencapai Rp34,73 triliun.
“Kita ditargetkan BKPM Rp34,73 triliun,” kata Parinringi di Kendari, Senin (21/2/2022).
Menurutnya target investasi tersebut bisa diraih, mengingat Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi sudah memiliki beragam rencana pengembangan investasi yang baru.
“Tahun 2021 lalu saja, realisasi investasi di Sultra mencapai Rp.27,934 triliun. Melebihi target,” ujarnya.
Sultra masih punya banyak potensi yang bisa dikembangkan. Sektor pertambangan, perikanan, perkebunan, pertanian dan pariwisata masih menyimpan banyak potensi yang dilirik oleh investor dalam negeri maupun luar negeri.
Lanjut Parinringi, sebagai salah satu lembaga atau instansi yang memiliki kedudukan sebagai unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang penanaman modal dan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan di Sultra, DPMPTSP Sultra terus berinovasi memberikan layanan kepada seluruh pelaku usaha.
Sehingga kemudahan yang diperoleh tersebut, para pelaku usaha dapat terus berinvestasi di Sulawesi Tenggara.
“Dan kita optimis kemudian bisa menjawab tantangan target investasi Rp34,73 triliun di tahun 2022 ini,” imbuh Parinringi.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal dan Informasi DPMPTSP Sultra, Rasiun mengatakan pihaknya tentunya akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi menggenjot pencapaian target penanaman modal di Sultra.
“Dari data yang ada, pada tahun 2021 lalu telah ada beberapa investor yang telah melegitimasi diri siap untuk melakukan ekspansi bisnis di Sultra pada tahun 2022 ini,” jelas Rasiun.
Dikatakannya juga, dari proyek-proyek yang telah ada sebelumnya, juga bakal melakukan pengembangan dan penambahan nilai investasi di tahun 2022 ini.
“Secara rinci nilai investasi yang bakal dikembangkan pada tahun 2022 ini belum bisa kami beberkan, karena pihak kami masih dalam tahap pengawasan terhadap pelaksanaan investasi itu,” bilangnya.
Lebih jauh dijelaskan, untuk mencapai target realisasi investasi itu, DPMPTSP Sultra per triwulannya menargetkan realisasi investasi bisa dicapai setidaknya Rp8,62 triliun.
Nilai target investasi per triwulan Rp8,62 triliun tersebut diperoleh dari total target investasi tahun 2022 dengan empat triwulan pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
“Target minimal ini menjadi dasar untuk mengukur capaian investasi di Sultra,” katanya.
“Kami optimis target-target ini bisa dicapai, selama kolaborasi para pengusaha dengan pemerintah daerah terus dikembangkan untuk membangkitkan ekonomi Sultra,” jelas Rasiun.
Diketahui pemerintah pusat melalui Kementerian Investasi telah menargetkan nilai investasi pada tahun 2022 sejumlah Rp1.200 triliun atau lebih tinggi 30 persen dibanding tahun 2021 lalu senilai Rp900 triliun.
Dan target investasi Rp900 triliun itu berhasil dipenuhi hingga Rp901,02 triliun atau 100,1 persen.
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, target investasi tersebut agar Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen di 2022. Dan target ini akan tercapai jika pandemi Covid-19 dapat terkendali.
Adapun, strategi BKPM untuk mengejar target investasi 2022 yaitu, sebanyak 40 persen akan didorong untuk investasi sektor hilirisasi komoditas.
Menurut Bahlil, investasi sektor hilirisasi memiliki efek pertumbuhan yang berbeda dengan investasi sektor infrastruktur.
“Untuk itu kita akan terus mendorong hirilisasi komoditas seperti nikel, bauksit, dan juga timah,” kata Bahlil dikutip Kontan, Senin (20/12/2021).
Meski tidak mudah, Bahlil yakin target tersebut bisa tercapai dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja dan fokus pemerintah untuk terus mendorong hilirisasi.
“Saya yakin dengan pengalaman dua tahun, yaitu 2020 dan 2021, dengan perubahan pola regulasi lewat UU Cipta Kerja dan tingkat kebutuhan global terhadap sumber daya alam Indonesia. Saya juga yakin karena Bapak Presiden sangat konsisten bangun hilirisasi, maka target Rp1.200 triliun itu dapat kita wujudkan,” katanya dalam paparan daring realisasi investasi 2021 di Jakarta, Kamis (27/1/2022).(Adv)