KENDARI – Selain Danau Toba, Borobudur, Bromo, Labuan Bajo, Mandalika, Tanjung Kalayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung dan Morotai, pemerintah telah menetapkan 10 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) baru yang akan dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan sebutan “10 Bali Baru”.
KEK diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (PP KEK) diterjemahkan sebagai kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
Jika melihat kembali kepada Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal (DNI 2016), sektor pariwisata membuka peluang Penanaman Modal Asing (PMA) bahkan hingga 100 persen yaitu untuk bidang usaha Restoran, Bar, Café, dan Gelanggang Olah Raga. Selain itu, untuk perhotelan serta jasa akomodasi lainnya kepemilikan PMA bisa sampai 67 persen.
Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi berkomitmen dan menganggap perlu promosi potensi pariwisata di Wakatobi.
Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud, dalam pemaparannya di Temu Investasi pada 12 November 2019 lalu mengatakan, konektivitas di Wakatobi sebagai salah satu dari “10 Bali Baru” masih kurang ditunjang dengan hanya satu flight penerbangan.
Menurut dia, yang harus dibangun di Wakatobi adalah aksesbilitas dan konektivitas.
“Flight hanya satu kali tibanya sore dan paginya harus berangkat. Trus orang hanya datang bobo malam saja,” kata Ilmiati dikutip TribunButon.
“Selain itu adalah sarana penunjang dan ini akan bergerak jika ada tambahan flight. Wisatawan lokal lebih mudah mengakses Singapura dan kota-kota besar lainnya daripada ke Wakatobi,” sambungnya.
Membahas potensi pariwisata, Kabupaten Wakatobi berada di pusat segi tiga karang dunia, cagar biosfer dunia, dan jalur pelayaran Alki. Luas wilayah daratan lebih kecil dari lautan yang mencapai 97 persen.
Dengan visi Kabupaten Wakatobi sebagai kabupaten maritim yang berdaya saing, dikejawantahkan dengan misi mengembangkan Sumber daya Manusia (SDM), mengembangkan infrastruktur wilayah, membangun kolaborasi regional, nasional dan internasional.
Dengan fokus sektor unggulan kemaritiman yakni permukaan laut berupa perdagangan, kolam laut berupa perikanan, energi, dan potensi wisata. Pengembangan Wakatobi diantaranya dukungan perdagangan antar pulau berupa tol laut dan pergudangan.
Kemudian untuk kelautan dan perikanan, berupa pengembangan teknologi penangkapan.
Sehingga kebijakan pelayanan investasi yakni menciptakan iklim usaha yang kondusif, dan percepatan pelayanan perizinan.
“Kebijakan bupati mempermudah investasi,” kata Ilmiati.
Dalam temu investasi turut hadir dari berbagai elemen. Di antaranya Ketua DPP ASITA, dan para Ketua DPD ASITA, di antaranya dari Bali, Sulut, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Sultra, Kepala Bandara Matahora, PLN, dan kingkup SKPD.
Ketua DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), M Rusmiati juga dalam pemaparannya mengatakan pariwisata tanpa akses ibarat sayur tanpa garam. Promosi sudah dilakukan namun flight penerbangan tidak memadai, dia menyebutnya lucu.
Rusmiati menjabarkan peran ASITA dalam pengembangan konektivitas pariwisata dengan member kurang lebih 7000 travel agent di Indonesia dari 34 provinsi. Jika semua travel biro perjalanan wisata ini menjual Wakatobi maka angka kunjungan akan terjawab.
Core economy Indonesia dengan keindahan terindah keenam di dunia. Keindahan itu menurutnya salah satunya berada di Wakatobi.
“Lautnya Wakatobi dari atas saya foto lautnya biru. Wow bagus, memang bagus,” kata Rusmiati.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulawesi Tenggara (Sultra), Parinringi menyebutkan pihaknya terus berupaya untuk menggaet investasi di sektor pariwisata, mengingat pesona kepariwisataan Sulawesi Tenggara dengan berbagai metode promosi.
“Hingga komitmen penyelenggaraan pelayanan perizinan yang yang baik, cepat dan transparan,” kata Parinringi.
Semangat roda kepariwisataan di Sultra tidak tinggal diam meski harus mengalami keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra melalui Gubernur, Ali Mazi meminta agar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) membuka ruang audiensi atas program dan potensi kepariwisataan di Sultra hingga saat ini.
Disisi lain, Pemprov Sultra juga meminta dukungan penetapan Geopark Pulau Muna, dukungan pembukaan jalur penerbangan Denpasar – Kendari atau Denpasar – Matahora di Wakatobi, dukungan pengembangan daya tarik dan peningkatan kapasitas SDM pariwisata, dukungan promosi destinasi dan penyelenggaraan event serta dukungan masuknya investasi swasta bidang pariwisata ke daerah.
“Iya, Dinas Pariwisata juga sudah meminta pembukaan jalur penerbangan Denpasar – Kendari atau Denpasar – Wakatobi ke Menparekraf, Bapak Sandiaga Uno. Harapannya akan muncur potensi-potensi kunjungan wisatawan dan tentunya investasi-investasi lain di sektor kepariwisataan,” jelasnya.
Potensi Pariwisata Berkelanjutan Wakatobi
Dilansir dari LautSehat.id, Kepualauan Wakatobi di tenggara pulau sulawesi ini masih sangat alami, belum banyak tersentuh oleh pariwisata massal atau mass tourism seperti beberapa tujuan wisata Indonesia lainnya. Karena itu, konsep pariwisata berkelanjutan yang ramah alam bisa diterapkan di sini.
Kegiatan wisata yang ramah alam bisa dilakukan di Wakatobi. Seperti misalnya diving dan snorkeling. Pada aktivitas wisata ini, wisatawan bisa menikmati keindahan alam sambil belajar bagaimana melestarikannya.
Bukan hanya itu saja, Wakatobi juga punya segenap wisata budaya dan kuliner lezat yang siap disantap. Ya, Wakatobi memang memiliki paket lengkap. Menjamu setiap wisatawan yang mengunjunginya.
Wisata Alam Wakatobi
Daya tarik utama Wakatobi tentu adalah wisata alamnya, terutama yang terkait lautan, apa saja aktivitas yang bisa dilakukan di sini?
Tentu saja berlayar menikmati keindahan laut sembari mengunjungi pulau pulau di Wakatobi.
1. Menjelajah Pulau Wangi Wangi
Mendarat di Bandar Udara Matahora Anda bisa menjejakkan di Wangi Wangi, salah satu pulau utama Wakatobi, dan dikenal juga sebagai Pulau Wanci.
Biasanya perjalanan untuk menjelajah pulau pulau di Wakatobi dimulai dari sini.
Namun sebelum beranjak untuk menjelajah pulau lain di Wakatobi, jangan lupa kalau pulau ini juga memiliki banyak daya tarik wisata.
Misalnya Anda bisa mengunjungi beberapa tempat wisatanya seperti :
- Pantai Moli’i Sahatu. Salah satu pantai yang memiliki banyak pohon kelapa berlokasi di Kecamatan Wangi-Wangi. Hanya berjarak sekitar kurang lebih sepuluh kilometer saja dari pusat kota. Pantai ini bisa jadi awal yang tepat sebelum mengunjungi pantai di pulau lainnya.
- Pantai Waha. Jika Anda suka bermain pasir putih, pantai ini harus masuk ke daftar pantai di Wakatobi untuk Anda kunjungi. Sesuai namanya, pantai ini berada di Desa Waha, Kecamatan Wangi Wangi.

2. Mampir ke Pulau Kaledupa dan Hoga
Pulau Kaledupa adalah salah satu pulau yang wajib Anda kunjungi kalau ke Wakatobi. Ini adalah salah satu pulau yang paling subur di sana. Tak heran kalau pulau ini terlihat lebih hijau dibanding dengan pulau lainnya.
Sebenarnya pulau ini lebih terkenal sebagai tujuan wisata budaya dan kuliner di Wakatobi, namun Pulau Kaledupa juga memiliki beberapa wisata bahari seperti :
- Pantai Sombano yang berada di Kecamatan Kaledupa. Biasanya pantai ini dikunjungi untuk menikmati suasana senja sore hari, atau bagi Anda yang ingin berjalan di pasir putihnya yang lembut.
- Pulau Hoga tak banyak diketahui orang. Pulau ini tak terlalu besar, namun memiliki keindahan alam laut yang indah untuk dinikmati. Pesisir pantainya asik untuk bersantai, lalu laut di sekitar Pulau Hoga juga cocok untuk snorkeling. Ada juga beberapa titik penyelaman yang tak jauh berada dari pulau ini.
Selain mengunjungi pantai di Pulau Kaledupa, pastikan juga Anda menginap di cottage yang ada di Pulau Hoga yang dikelola oleh penduduk setempat.
Selain tentunya Anda akan membantu perputaran ekonomi setempat, anda juga bisa merasakan pengalaman menginap di salah satu pulau Wakatobi dengan pemandangan pantai tercantik. Lalu jangan lupa juga untuk mampir mengunjungi perkampungan Bajo yang berada tak jauh dari Kaledupa.
3. Menjelajah Pantai, dan Menjajal Aktivitas Air di Sekitar Tomia
Tomia mungkin adalah salah satu pulau di Wakatobi yang paling terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya. Memang ada beberapa titik penyelaman dan snorkeling dengan pemandangan indah di sekitar Pulau Tomia.
Lalu selain keindahan bawah laut, Pulau Tomia juga memiliki beberapa daya tarik wisata alam lainya seperti :
- Pantai Huntete yang berada di Desa Kulati, Kecamatan Tomia Timur. Sebagai pantai terpanjang yang berada di Tomia, pantai ini memiliki bibir pantai pasir putih yang luas, lengkap dengan hamparan pohon kelapa sebagai ciri khasnya.
- Puncak Khayangan. Ini adalah sebuah perbukitan yang berada di bagian tengah pulau. Dari sini Anda bisa menikmati pemandangan sekitar pulau dari ketinggian. Pulau Binongko, Pulau Lantea dan Pulau Tolandona akan terlihat jelas dari puncak bukit ini. Coba saja datang ketika menjelang matahari terbenam, Anda akan disajikan lukisan alam matahari yang menuju ke peraduan. Aksesnya mudah, hanya sekitar beberapa menit saja naik kendaran untuk menuju ke Puncak Khayangan di Tomia.
4. Mengunjungi Pulau Binongko, Rumah Para Pandai Besi
Binongko sebenarnya juga memiliki banyak daya tarik wisata bawah air seperti Pulau Tomia atau pulau Wakatobi lainnya. Namun yang menarik dari pulau ini adalah keberadaan para pandai besi yang pernah sangat berjaya di Nusantara.
Dahulu kala, Pulau Binongko ini adalah salah satu pulau penghasil senjata untuk kerajaan yang pernah menguasai daerah Wakatobi. Karena itu Binongko ini juga dikenal sebagai Pulau Tukang Besi.
Sampai sekarang pun masih ada pandai besi di Binongko. Bedanya sekarang ini mereka tidak membuat senjata, namun membuat perlengkapan sehari-hari seperti parang untuk dijual ke pulau lainnya di Indonesia.
Wisata Budaya Wakatobi
Tidak hanya menjelajah alam saja, Anda juga bisa menikmati wisata budaya di Wakatobi. Misalnya, anda bisa menelusuri jejak sejarah para pandai besi di Pulau Binongko.
Mempelajari bagaimana mereka pernah sangat berjaya pada masanya. Atau Anda juga bisa menikmati keindahan tari-tarian yang diiringi oleh alat musik khas setempat.
Beberapa tari-tarian yang bisa anda temui jika berkunjung ke Wakatobi adalah sebagai berikut :
- Tari Hebalia, tari tradisional dari Pulau Kaledupa yang konon diciptakan oleh para dukun untuk mengusir roh jahat.
- Tari lariangi adalah tari tradisional Pulau Kaledupa yang ada sejak tahun 1600. Tarian ini adalah tarian persembahan yang dahulu biasa dimainkan di Istana Raja.
- Tari Sombo Bungkale, tari tradisional dari Pulau Kaledupa biasanya dimainkan ketika ada hajatan.
- Tari Balumpa yang merupakan tari tradisional dari Pulau Binongko. Biasanya dimainkan oleh 8 gadis dan diiringi dengan nyanyian Kabanti juga alat musik tradisional setempat di Pulau Binongko. Biasanya tarian ini sering diadakan untuk menyambut wisatawan yang mengunjungi Pulau Binongko.
Selain tari tarian ada juga yang namanya mansaa. Sebuah pertunjukan pencak silat yang berasal dari Wakatobi. Anda bisa menemukan pertunjukan ini kalau berkunjung ke Pulau Kaledupa.
Wisata Kuliner Wakatobi
Wisata kuliner menjadi pelengkap daya tarik Wakatobi. Karena itu sebenarnya Wakatobi ini bisa sangat bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia dalam hal pariwisata.
Wakatobi memiliki paket lengkap, yang bisa menarik wisatawan untuk mengunjunginya. Mulai dari alam, budaya hingga kuliner lezat yang siap menggoda siapa saja.
Lalu untuk kuliner khas Wakatobi yang bisa Anda coba kalau mengunjunginya adalah sebagai berikut:
- Perangi, Sashimi A La Wakatobi. Buat anda penyuka sashimi atau kuliner ikan mentah khas Jepang, Anda harus mencoba perangi. Bahan dasarnya sama menggunakan ikan mentah segar yang ditangkap di perairan Wakatobi, dicincang, dan disajikan bersama rempah dan bumbu khas setempat. Rasanya sangat khas, ikan segar bercampur rempah dan asam jeruk akan menggugah selera.
- Kasuami. Ini adalah makanan pokok pengganti nasi di Wakatobi. Mengingat lanskap pulau pulau yang ada di sekitar sini agak susah untuk ditanami padi. Jadinya banyak yang menanam singkong, yang kemudian diolah menjadi Kasuami. Ini adalah singkong yang diparut, diperas hingga tidak ada airnya sama sekali. Cara memasaknya pun unik, harus disiram air terlebih dahulu agar menjadi lembut dan bisa dimakan.
- Ikan Parende. Biasanya masakan dengan bahan dasar ikan ini dihidangkan dengan Kasuami sebagai pelengkap. Kuahnya yang enak bisa disiramkan ke Kasuami yang melembutkan dan menambah rasa enak di kasuami yang hambar.