Kaghati Kolope, Festival Layang-layang Tertua di Dunia itu Ada di Sultra

Kaghati Kolope, ayang-layang tertua di dunia/Andrydenisah, Indonesia.travel

MUNA – Di Sulawesi Tenggara (Sultra), ada layang-layang tertua di dunia yang umurnya sudah mencapai ribuan. Dengan kearifan lokal, layangan ini disebut dengan Kaghati Kolope dan menjadi pesona tersendiri dari Kabupaten Muna, Sultra.

Sebagai ajang pelestarian sekaligus pengakuan terhadap warisan budaya yang eksistensinya ramai diperbincangkan sampai mancanegara ini, hadirlah sebuah perhelatan dengan penuh sukaria, yaitu Festival Kaghati Kolope.

Tahun ini menjadi pijakan baru bagi Sulawesi Tenggara untuk kembali memeriahkan keunikan budaya #DiIndonesiaAja, karena Festival Kaghati Kolope 2022 akan kembali diadakan pada 22-25 Juli 2022 di Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sultra.

Dikutip Indonesia.travel, Kaghati Kolope, si layang-layang legendaris, menjadi primadona dari Sultra karena dipercaya sudah ada sejak 4.000 tahun yang lalu.

Bacaan Lainnya

Tidak seperti layang-layang pada umumnya, Kaghati Kolope dibuat langsung dari kelihaian tangan nenek moyang menggunakan daun kolope atau umbi gadung, kulit bambu, serat nanas, dan tali. Kalau kamu berada di Pulau Muna, bahan dasar untuk membuat Kaghati Kolope cukup mudah ditemukan di tiap sudut wilayahnya.

Pantas Kaghati Kolope menjadi tradisi yang membanggakan bagi Indonesia. Coba bayangin, walaupun terbuat dari bahan alami, Kaghati Kolope yang umumnya berukuran 170 cm-an ini sudah dipastikan tahan air, bisa terbang tinggi, serta bisa melayang bebas di langit selama berhari-hari.

Layangan legendaris yang unik dan tangguh ini, sempat mencuri perhatian mancanegara karena menjadi juara pertama pada lomba layang-layang internasional dan berhasil mengalahkan negara Jerman.

Kemenangan Kaghati Kolope ini enggak cuma sekali, Kaghati Kolope dan Pulau Muna sudah menjadi perbincangan utama para pemerhati layang-layang karena prestasi yang gemilang dalam record perlombaan layang-layang dunia.

Pos terkait