Kendari-Sebanyak 20.400 vial vaksin Sinovac didistribusikan ke Sultra, Selasa (05/01/2021). Kedatangan vaksin buatan perusahaan Sinovac Biotech China ini disambut pengawalan ketat ratusan aparat gabungan TNI-POLRI. Pemerintah setempat sendiri diketahui belum mengeluarkan statement resmi pasca distribusi vaksin corinavirus ini, padahal sebelum didistribusikan, keberadaan vaksin ini sudah menimbulkan pro dan kontra publik terutama soal efikasi (kemanjuran) dan keamanannya.
Menyikapi hal itu, Ketua Komisi IV DPRD Sultra, Frebi, mengimbau agar uji coba vaksin ini dilakukan terlebih dulu ke pejabat eksektif dan legislatif. Tujuannya demi menghindari dan mencegah persepsi keliru dari berbagai pihak yang masih belum utuh memahami informasi terkait efektifitas vaksin penangkal coronavirus ini.
“Kita tidak tau 20 ribu vaksin ini arahnya kemana. Supaya tidak trjadi pro kontra, vaksin ini diarahkan dulu ke penyelenggara pemerintah baik eksekutif maupun legislatif. Eksekutif termasuk Gubernur Sultra dan jajarannya, agar tidak terjadi pro kontra. Pro kontra ini kan ada karena ketidakyakinan masyarakat, sehingga kita wajib meyakinkan masyarakat kita demi meluruskan persepsi keliru ini,” kata Frebi, di Kendari, Selasa (05/01/2021).
Frebi sendiri mengaku siap menjadi ‘alat’ uji coba vaksin ini.
“Kalau tahap uji coba mulai diberlakukan, saya siap diuji coba vaksin pertama,” tegasnya.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito, dalam laman CNBC Indonesia, Selasa (17/11/2020) lalu menjawab pertanyaan banyak pihak terutama soal bahan aktif halal yang ada dalam vaksin ini.
“Soal kehalalan vaksin, bahwa berdasarkan evaluasi mutu, bahan yang dipakai, bahan aktif vaksin, tidak mengandung porcine genetik babi,” tegas Penny.
Penny menambahkan bahwa tak ada laporan efek samping serius dari hasil uji klinis vaksin CoronaVac di Bandung.
“Per 6 November sudah selesai 1.620 subjek, dosis pertama dan vaksin kedua 1.603 subjek, dan masuk 1.520 untuk masuk periode monitoring. Sekarang masih berlangsung dalam rangka pengawalan terkait aspek pengawalan dan keamanan,” katanya.
Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19, Prof. Kusnandi Rusmil, dalam laman detikhealth.com 4 November 2020 lalu jugamengatakan, sudah ada kelompok relawan yang mendapat suntikan kedua.
“Kami sudah melakukan penyuntikan 1.590 sekian untuk suntikan kedua. Tidak ditemukan hal-hal menakutkan, hanya panas dan demam dalam 2 hari hilang,” katanya.