Menimbang Target PAN pada Pileg 2024 di Tengah Kehadiran Partai Ummat

PAN dan Partai Ummat. Foto: Parlemen.id

Partai Amanat Nasional (PAN) telah menargetkan raihan kursi pada Pileg 2024 sebanyak 64 kursi atau 11 persen dari jumlah kuota di DPR RI. Angka itu disepakati dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN yang digelar pada 31 Agustus 2021.

“Target perolehan kursi PAN di Pemilu 2024 adalah 64 kursi DPR RI (11%) dari total kursi DPR RI,” kata Waketum PAN, Viva Yoga Mauladi pada Selasa (31/8/2024) seperti dikutip dari detikcom.

Target 64 kursi DPR RI ini naik hampir lima puluh persen dari raihan kursi PAN pada Pileg 2019 yang mencapai 44 kursi dengan suara sah 9.572.623 (6,84%).

Viva mengaku, untuk merealisasikan target tersebut, PAN bakal intens melakukan konsolidasi hingga ke tingkat desa. Selain itu, akan diikuti dengan penyusunan strategi pemenangan sebagai garis perjuangan partai menyongsong Pileg 2024.

Bacaan Lainnya

Namun, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, target PAN tersebut bakal terganggu dengan munculnya Partai Ummat. Hal ini mengingat Partai Ummat yang dimotori Amien Rais merupakan tokoh PAN sebelum menyeberang partai.

“Realitas politik di mana PAN sendiri pecah dengan hadirnya Partai Ummat. Berat memang tantangan bagi PAN,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin pada Rabu (1/9/2021) seperti dikutip SindoNews.

Meski begitu, menurut Ujang, semuanya kembali kepada kerja kader PAN itu sendiri menyongsong Pileg 2024.

“Apakah mau kerja keras untuk bisa mencapai target tersebut atau tidak. Semua masih punya kemungkinan. Kemungkinan naik, stagnan, bahkan turun perolehan suaranya,” kata Ujang.

PAN sebelumnya mengaku tak merasa terganggu dengan hadirnya Partai Ummat. Sebabnya, secara ideologi politik PAN dengan Partai Ummat berbeda. Warna ideologi ini dianggap berimplikasi terhadap perbedaan basis suara di masyarakat.

“PAN berideologi nasionalis religius, sedangkan Partai Ummat berideologi Islam,” kata Viva dikutip dari antaranews pada 1 Mei 2021.

Di samping itu, Viva mengklaim tak ada kader PAN di legislatif dan eksekutif yang menyeberang ke Partai Ummat. Meski ia tak menampik jika ada mantan kader partai besutan Zulkifli Hasan itu yang sudah ber-KTA Partai Ummat. Akan tetapi menurutnya, jumlahnya tak signifikan.

PAN yang sebelumnya berada di kubu oposisi, pada 31 Agustus 2021 saat Rakernas II partai tersebut bersepakat untuk gabung dengan pemerintah. Hal berbeda dengan Partai Ummat yang sejak lahir, para tokoh sentralnya berseberangan dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Para pendukung PAN yang umumnya cenderung kritis, tentu tidak menghendaki PAN masuk partai koalisi pendukung pemerintah. Mereka ini kemungkinan besar akan beralih ke partai baru yang berbasis Islam,” kata Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga pada Jumat (3/9/2021) seperti dikutip dari SindoNews.

Jamil menilai, sebagian pendukung PAN yang berbasis Muhammadiyah akan beralih ke partai baru yang berbasis Islam. Menurutnya, basis pemilih ini tak mau mendukung PAN yang beralih pro pemerintah.

“Itupun kalau (Partai Ummat) mampu memperluas segmen calon pemilihnya dan memanfaatkan kelemahan partai Islam yang saat ini berkoalisi dengan partai pendukung pemerintah,” tegasnya.

Pada akhirnya, panggung yang akan menentukan hasil narasi PAN dan Partai Ummat adalah Pileg 2024 mendatang. Apakah PAN masih digdaya atau tak berdaya dengan munculnya Partai Ummat.

Pos terkait