Potensi Investasi Sektor Pariwisata di Segitiga Emas Wisata Sultra

Pembangunan jalan lintas pendukung potensi wisata Kendari - Toronipa / net

KENDARI – Salah satu fokus pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, yakni memasifkan geliat di sektor pariwisata. Hal ini terbukti dengan gagasan Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi yang merancang Pantai Toronipa di Kabupaten Konawe sebagai kawasan wisata terpadu.

Kawasan wisata terpadu ini dirancang sebagai penghubung berbagai objek wisata lain di wilayah Sulawesi Tenggara, terutama objek wisata Labengki di Kabupaten Konawe Utara dan objek wisata di Kabupaten Wakatobi.

Langkah awal untuk mendukung gagasan tersebut, Gubernur Ali Mazi membangun infrastruktur pendukung berupa jalan Kendari – Toronipa yang telah dimulai pada 3 September 2019 lalu. Jalan sepanjang 14,6 kilometer dan lebar 27 meter ini nantinya akan menjadi akses masuk ke kawasan wisata terpadu Toronipa.

Pembenahan akses masuk ke kawasan wisata terpadu Toronipa ini pun diharapkan menjadi etalase pariwisata Sulawesi Tenggara di skala regional, nasional, maupun internasional. Dengan demikian, kawasan wisata terpadu ini diharapkan menjadi penopang peningkatan kualitas ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara.

Bacaan Lainnya

“Daerah ini kaya akan potensi pariwisata. Melihat hal itu, maka kita putuskan membangun jalan ini. Harapannya dapat memberi dampak positif terhadap peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat sekitar,” kata Gubernur Ali Mazi.

Kawasan Wisata Terpadu Toronipa Konawe

Gubernur Ali Mazi dalam sejumlah kesempatan mengungkapkan, ingin membuat terobosan di sektor pariwisata Sulawesi Tenggara.  Salah satu yang dilakukannya dengan membuka akses jalan sebagai penunjang kawasan wisata terpadu Toronipa. Kawasan wisata terpadu ini nantinya akan dilengkapi sejumlah fasilitas penunjang yang akan memanjakan para pelancong.

Kawasan wisata terpadu Toronipa sendiri didesain dengan konsep menyatukan lanskap alam terbuka hijau dan bangunan modern. Konsep alam yang dimaksud, yakni menghadirkan ruang terbuka hijau berpadu dengan pesona Pantai Toronipa. Sementara bangunan modern yang dimaksud, yakni sejumlah sarana penunjang wisata yang berstandar internasional.

Sarana penunjang berupa hotel berstandar internasional, dermaga, area bermain, dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya. Diharapkan, dengan adanya hotel berstandar internasional dan sejumlah sarana pendukung lainnya tersebut dapat membuat betah dan nyaman para wisatawan lokal maupun internasional.

“Jadi nanti kawasan Toronipa ini akan menjadi terminal masuknya kapal-kapal wisata, kapal live on board (LOB), bahkan crush (kapal pesiar). Makanya kita membangun hotel untuk melayani wisatawan yang akan datang ke Toronipa,” kata I Gede Panca saat menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sulawesi Tenggara pada 14 Februari 2020 lalu.

Kawasan wisata terpadu Toronipa ini pula menjadi gerbang bagi akses menuju wisata Labengki Konawe Utara dan Wakatobi. Tiga titik ini jika ditarik seperti segitiga emas wisata Sulawesi Tenggara.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Sulawesi Tenggara, Parinringi, sebelumnya juga mengatakan kepada Parlemen.id pada Senin (18/10/2021), selain kawasan wisata terpadu Toronipa, potensi wisata di antaranya berada di Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Konawe Utara.

Titik wisata ini menurutnya, merupakan potensi investasi yang menjanjikan di Sulawesi Tenggara. Hal ini disebabkan Labengki di Konawe Utara dan Wakatobi setiap tahun secara terjadwal menggelar serangkaian kegiatan yang memikat wisatawan lokal, regional, maupun internasional.

View potensi wisata Labengki / net

Kawasan Wisata Labengki Konawe Utara

Pulau Labengki di Kabupaten Konawe Utara merupakan kawasan Konservasi dengan nama TWA (Taman Wisata Alam) Lasolo di bawah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup serta BKSDA Sultra. Di destinasi wisata ini terdapat pulau-pulau kecil dan memiliki keindahan bawah laut dengan berbagai jenis hewan langka, karang-karang besar, serta berbagai biota menarik yang masih terjaga kealamiannya.

Potensi Labengki memikat pelancong ini membuat sarana pendukung aktivitas pun hadir. Misalnya jaringan seluler dan internet bercepatan 30 Mbps dengan jaringan 4G sudah dapat dinikmati di wilayah tersebut. Akses ke tempat ini pun sudah dapat menggunakan speedboat dengan waktu tempuh kurang lebih 2-3 jam dari Kabupaten Konut dan 5 jam dari Kota Kendari.

Terbaru, pada awal Desember 2021 digelar Festival Labengki yang dihadiri langsung pihak Kementerian Parekraf dan Gubernur Ali Mazi. Gubernur Ali Mazi dalam kesempatan tersebut merespons positif Festival Labengki. Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai langkah mempromosikan potensi daerah.

Bupati Konawe Utara, Ruksamin mengungkap, selain Pulau Labengki,  wilayahnya juga memiliki destinasi wisata lain seperti Pantai Taipa yang berhadapan langsung dengan Laut Banda, Permandian Air Panas Wawolesea, dan sejumlah spot alam lainnya.

Potensi wisata bawah laut Kepulauan Wakatobi / net

Kawasan Wisata Wakatobi

Kabupaten Wakatobi memiliki sejumlah objek wisata unggulan. Salah satunya, yakni Taman Nasional Wakatobi yang merupakan satu dari beragam kekayaan alam nusantara yang potensial memikat pelancong. Taman nasional yang diresmikan tahun 1996 ini, merupakan Taman Nasional Laut (TNL) terluas kedua di Indonesia. Menjadi habitat bagi 90 persen jenis karang yang ada di dunia dan lebih dari 942 spesies ikan.

Wakatobi mendapat julukan sebagai destinasi wisata bahari terbaik, tak hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Kekayaan hayati yang melimpah itu pun telah menggerakkan Word Wildlife Fund (WWF) untuk turun tangan dalam upaya pengelolaan dan pelestarian alam Wakatobi.

Wakatobi terdiri dari empat gugusan pulau, yaitu Wanci, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.

Di antara banyak titik selam di Wakatobi, terdapat empat yang memukau penyelam lokal dan asing, yakni Coral Garden, Cornucopia, House Reef, dan Roma.

Salah satu yang menjadi favorit penyelam adalah Roma di perairan pulau Tomia. Begitu memasuki area selam ini, pelancong langsung disambut red-tooth tigerfish dan gerombolan ikan warna-warni lainnya. Tak hanya ikan, terumbu karang dan rumput laut dengan warna cantik juga ada di sini.

Potensi memikat pelancong ini membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengucurkan dana Rp 36 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penataan kawasan wisata di Pulau Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. Selain pembenahan fisik, anggaran itu digunakan untuk kegiatan non-fisik.

“Guna mendukung pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN),” terang Kepala Dinas Pariwisata Wakatobi, Nadar pada Jumat (13/8/2021) seperti dikutip dari antaranews.

Terbaru, Kabupaten Wakatobi menggelar Wakatobi Wonderful Festival dan Expo (Wakatobi Wave) 2021 pada awal Desember lalu. Penyelenggaraan kegiatan ini pun mendapat apresiasi dari Menteri Parekraf, Sandiaga Uno. Ia pun berharap event tersebut dapat menjadi sarana promosi wisata destinasi dan budaya Wakatobi.

Event ini sendiri kali digelar pada tahun 2017 dan sudah masuk dalam kalender kegiatan pariwisata di tingkat nasional yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) tahun 2021.

Pos terkait