Pengamat Menilai Partai Demokrat Mengalami Gejala Postpower Syndrome

Ilustrasi Partai Demokrat / Net

Pengamat politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati melihat Partai Demokrat mengalami gejala Postpower Syndrome.

Dikatakannya, tren positif Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi calon presiden tidak seirama dengan Partai Demokrat yang sedang kisruh dan terbagi dua kubu, kubu AHY dan kubu Moeldoko.

Wasisto menilai, pihak yang mencari perhatian dari kisruh Partai Demokrat ialah faksi yang tengah berkuasa di internal partai.

“Kalau tadi dibilang untuk ajang cari perhatian sebenarnya yang cari perhatian itu adalah faksi yang berkuasa sekarang,” ujar Wasisto lewat dikutip GenPI.co, Rabu (29/9/2021).

Bacaan Lainnya

Lebih jah dia menjelaskan, partai lain, seperti Golkar, PPP, dan PKB juga sempat menghadapi kisruh tetapi dapat terlokalisasi di area internal partai saja, bebeda dengan kisruh yang terjadi di partai berlambang mercy ini.

“Yang kita simak di sini kan kisruh internal di partai sebelumnya itu kan lebih terlokalisir di area internal. Tidak berupaya untuk mencari perhatian di luar gitu,” jelas dia.

Wasisto menilai apa yang terjadi di Partai Demokrat saat ini merupakan gejala postpower syndrome.

Secara psikologis partai yang selama hampir 10 tahun berkuasa di pemerintahan itu bisa saja merasa gelisah ketika harus berada di luar pemerintahan.

“Mereka sekarang berada di luar pemerintahan tentu secara psikologis itu dapatkan sesuatu kegelisahan, ‘kok sekarang tidak ada yang mau memberi perhatian,” demikian Wasisto.

Pos terkait